Jumat, 17 Oktober 2008

Rambutan

Si Maman,orang desa yang baru pertama kali ke Jakarta. Rencananya dia mau mengunjungi saudaranya di sana dengan membawa rambutan hasil panen di desa. Karena ingin cepat sampai dan informasi seadanya, Maman langsung nyetop bus jurusan Jakarta dan duduk di kursi paling belakang deket posisi kernet berdiri .

Kernet :"ongkosnya pak,turun dimana?"

Maman :"oh ini (sambil menyerahkan uang), saya turun di Jakarta. Mo ke rumah sodara."

Di perjalanan makin banyak penumpang yang naik bis itu, bahkan ada juga yang berdiri. Melihat situasi ini, si kernet lalu mengambil tindakan.

Kernet :" Pak, maaf rambutannya saya pindahin ke depan ya deket supir, sempit nih."

Maman :"jangan atuh pak, nanti saya ngambilnya gimana? trus kalo ada yang makan tuh rambutankan bisa repot." (dengan nada memelas dan khawatir)

Kernet :"Ah udahlah pak, percaya ama saya. Rambutannya bakal aman." (sambil maksa)

Akhirnya Maman dengan terpaksa merelakan rambutannya dipindahkan kedepan. Si Maman lalu tertidur. 1 jam berselang, si Maman terbangun dengan tergesa-gesa dan sangat panik mendengar perkataan si Kernet.

"RAMBUTAN ABIS.....RAMBUTAN ABIS.......RAMBUTAN ABIS" seru si Kernet dengan suara lantang bak pemimpin upacara.

Maman yang setengah sadar lalu berteriak keras dengan logat sundanya......"TUH KAN, kata saya juga jangan pindahin rambutannya....jadi weh...ABIS......" sambil mengusap-ngusap kepalanya.

2 komentar:

Pak Andi mengatakan...

Bang, gw ambil panduan wawancara kerjanya ya... lumayan buat adek2 mahasiswa yang udah hampir lulus.

Thxz, ye..

Shoel mengatakan...

oh ya silaken mas, tapi kayanya salah komen. harusnya bukan untuk posting yang ini...hehe